Saturday, April 21, 2012

Refleksi diri seorang Murobbi

Siapakah yang mampu membuka hati manusia, dan orang lain? Alat apakah yang bisa kita gunakan untuk membuka hati manusia agar menerima kebenaran konsepsi Islam dan masuk ke dalam rumah Islam yang penuh cahaya? Cara apa yang bisa kita gunakan untuk membuat manusia menghambakan diri, tunduk, sujud, bersungkur hanya kepada Allah?

Dengan metode apakah kita mampu melembutkan hati manusia agar mereka bersedia melepaskan segala keangkuhan diri, angan-angan materialistik, dan ego negatifnya? Dengan bekal apakah kita bisa menghiasi hati manusia agar mereka memiliki kelembutan dalam merasa, ketegasan dalam memilah, ketajaman dalam merencanakan, kejernihan dalam menimbang, ketepatan dalam memutuskan? Dengan sistem apa kita sanggup menjinakkan hati manusia agar mereka memiliki berbagai keindahan penampilan, menghiasi diri dengan sifat malu, memagari diri dengan bashirah, dan menyelimuti diri dengan sikap amanah?

Ya, siapakah yang akan mampu memasukkan sejumlah konsep kebenaran ke dalam lubuk sanubari manusia? Dan siapa pula yang akan menjaganya? Siapa yang akan mampu meneguhkan keyakinan manusia tentang kebenaran jalan dakwah? Siapakah yang mampu memantapkan pilihan-pilihan jalan, ketika setiap orang harus memilih antara kebaikan dan keburukan? Siapa pula yang mampu melepaskan kegamangan sikap tatkala seseorang berada di penghujung bahkan persimpangan jalan?

Siapa? Ya, siapakah orangnya yang mampu menghapuskan kenangan-kenangan jahiliah pada benak manusia yang ingin bertaubat dan memperbaiki diri?
Siapa yang bisa menuntun hati orang untuk senantisa setia meniti kebaikan demi kebaikan sekaligus tidak terpelanting kembali pada kejahatan? Siapa yang mampu meneguhkan hati manusia dalam kebenaran agar mereka tidak terbelokkan meniti jalan syaitan? Siapa yang mampu meluruskan orientasi dan pandangan manusia agar mereka tidak berpaling dari nilai-nilai kebenaran?


Siapakah yang mampu memasukkan rasa tenteram dan damai dalam hati seseorang sehingga ia tenang dalam keislamannya? Siapakah yang mampu memasukkan rasa senang dan gembira dalam jiwa manusia sehingga merasa ringan dalam meniti jalan dakwah yang dipilihnya?
Siapa yang mampu merembeskan kasih sayang dalam dada manusia sehingga mereka menjadi teduh dan tenang dalam gerakannya?
Siapa pula yang mampu menaburkan benih-benih kekuatan dan ketegaran dalam lubuk hati manusia sehingga mereka rela mengorbankan diri, harta waktu, tenaga, pikiran, dan bahkan jiwa-nya, dengan membela jalan Allah semata?

Siapakah yang bisa menanamkan rasa cinta dalam rongga pikiran dan hati manusia sehingga mereka bisa terikat dalam jalinan ukhuwah dengan saudara-saudaranya seiman dan seperjuangan? Siapa pula yang menaburkan benih kebencian dan permusuhan dalam sanubari manusia sehingga mereka bisa menolak dan memerangi segala ajakan hawa nafsu dan kesesatan?

Allah, Ya Allah, masih adakah posisi kami dalam menunaikan seluruh kerja-kerja memperbaiki manusia, sedangkan seluruh kebaikan berasal dari Mu?! Sedangkan seluruh potensi kemanusiaan kami senantiasa terbatas?! Sedangkan manajemen hati tidak dalam jangkauan kami sepenuhnya?! Engkaulah yang menghijab antara kami dan hati kami sendiri, sebagaimana firman-Mu;

"Dan ketahuilah bahawa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya" (8:24)
Engkau pulalah yang telah memberitakan kepada kami melalui kekasih-Mu, Muhammad SAW

"Sesungguhnya engkau tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah-lah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendakiNya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mahu menerima petunjuk" (28:56)


Engkau pula, ya Allah yang mampu membuat lapangnya dada manusia untuk menerima kebenaran Islam, sebagaimana firman-Mu;

"Siapa yang dikehendaki oleh Allah untuk diberi petunjuk, niscaya Dia lapangkan dadanya untuk Islam" (6:125)

Sebagaimana Engkau telah melapangkan hati Rasul-Mu dan meringankan beban menghimpitnya;

"Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu yang memberati punggungmu" (94:1-3)

Siapa yang telah Engkau buka hatinya untuk menerima cahaya Islam, sungguh ia berada pada kebaikan. Ia pun berbeda sama sekali dengan kondisi orang-orang tersesat.

"Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk Islam, lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya sama dengan orang yang membatu hatinya? Maka kecelakaan besarlah bagi mereka yang telah mem-batu hatinya untuk mengingat Allah" (39:22)


Oleh kerana itu, kuatkan kami, ya Allah, dalam menunaikan pekerjaan besar ini, dalam melaksanakan tugas-tugas nubuwah ini; melakukan tarbiyah, membentuk keperibadian manusia, mutarabbi kami, agar sesuai kehendakMu. Engkaulah yang membuka hati kami dan hati mereka. Engkaulah yang melapangkan hati kami dan hati mereka.

Engkaulah ya Allah, yang mampu meneguhkan hati kami dan hati mereka, sebagaimana Engkau pula yang telah meneguhkan dan mengokohkan hati Rasul-Mu sehingga tidak cenderung kepada provokasi orang-orang zalim.

"......dan kalau Kami tidak memperkuat mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka" (17:74)

Kami hanya hamba-Mu, pesuruh-Mu, pelaksana amanah-Mu. Di tanganMu, Kau genggam keberhasilan kerja kami mentarbiyah!

Berapa pun banyak teori kami kuasai, semata-mata hanyalah sarana mendekatkan diri kami dan mutarabbi kami kepada Mu. Berapa pun usaha telah kami lakukan, tetaplah bukan di tangan kami kunci terbuka-nya hati mereka, mutarabbi kami. Apa pun variasi metode dan materi kami, dari sisi-Mu lah hasil kerja kami diperoleh.

Ya Allah, hanya inilah sebesar-besar usaha yang mungkin kami lakukan, untuk mengajak manusia berbondong-bondong menuju redha dan syurga-Mu. Kami berharap curahan kasih-Mu senantiasa menyelimuti kami, agar tidak mudah dikecewakan oleh realitas objek dakwah, dan tidak mudah berputus asa dari rahmat-Mu lantaran lelahnya menunaikan pekerjaan besar ini. Ya Allah, berikan kami kekuatan iman, kesejukan pikiran, agar tidak pernah bosan kami memenuhi hari-hari membersamai mutarabbi kami dalam meniti jalan-Mu. Amin.

(nukilan Cahyadi Takariawan dalam kata pengantar buku Refleksi Diri Seorang Murobbi)

No comments:

Post a Comment